"Perjalanan ini bukanlah kali pertamanya, tapi perjalanan kali ini justru yang paling memberikan banyak pengalaman dan membahagiakan"
25 Oktober 2013 saya beserta 5 orang saudara dan juga ibu saya rencananya akan berangkat menuju Jakarta. Perjalanan ini sudah direncanakan oleh keluarga saya sejak dulu. Tujuan kami pergi ke Jakarta adalah menghadiri pernikahan sepupu saya. Perjalanan Jogja-Jakarta kami tempuh dengan kereta api, tiket sudah kami kantongi sejak 2 minggu sebelum tanggal keberangkatan. Walaupun sudah direncanakan sejak dulu, tapi kenyataannya untuk membahas masalah transportasi saja sampai mbulet, mungkin karena faktor banyak orang = banyak pemikiran jadinya malah nggak segera menemukan jalan keluar. Rencana awal kami akan berangkat menggunakan mobil sendiri, tapi ujung-ujungnya naik kereta juga.
Hari-hari setelah mendapat tiket, kami
mulai bingung mempersiapkan segala sesuatunya. Kalau orang tua pada bingung
masalah yang sedikit kompleks, kalau kami masalah jadwal kerja, kampus, juga
jadwal sekolah. 2 kakak saya sudah dapat jalan mulus, lain halnya dengan saya
yang sedikit menemui jalan terjal. Ternyata pada 26 Oktober 2013 di sekolah
saya ada ODT, ODT (Orientasi Dasar Tegak) adalah pelantikan kenaikan pangkat
dalam pramuka secara simbolis. Garis besar acaranya adalah berjalan beberapa
kilometer dari sekolah-tempat yang ditentukan pulang-pergi. Karena tiket yang
saya pegang berangkat tgl 25 dan pulang tgl 28, maka mustahil jika saya dapat
mengikuti ODT.
Dengan terpaksa saya tidak mengikuti ODT, izinnya harus berlipat-lipat, sebenarnya pihak sekolah memperlancar izin saya, tapi malah DA yang sedikit rewel. Hehe Setelah meyakinkan DA kalau saya pergi karena memang keperluan keluarga dan bukan karena tidak mendapat izin atau menghindari ODT, maka kakak DA dengan ikhlas memberikan izin kepada saya. Alhamdulillah
Dengan terpaksa saya tidak mengikuti ODT, izinnya harus berlipat-lipat, sebenarnya pihak sekolah memperlancar izin saya, tapi malah DA yang sedikit rewel. Hehe Setelah meyakinkan DA kalau saya pergi karena memang keperluan keluarga dan bukan karena tidak mendapat izin atau menghindari ODT, maka kakak DA dengan ikhlas memberikan izin kepada saya. Alhamdulillah
Sejak beberapa hari sebelum berangkat
keluarga kami memang terlihat 'sok' sibuk. Ada yang masih mengurus tiket ada
yang mengurus keperluan yang dibawa ke sana. Yang tak kalah ribet adalah bapak
saya, awalnya bapak tidak akan ikut ke Jakarta karena ada acara, ternyata malah
nggak jadi ikut acara tsb dan akhirnya berniat ikut, masalahnya bapak nggak
ikut beli tiket bareng. Jadilah keluarga kecil saya ribut nyari tiket buat
bapak. Pulang ngampus, kakak saya bak pahlawan kesiangan datang membawa kabar
kalau di tempat temannya tiket untuk 25 Okt sore masih ada. Langsunglah bapak
mengiyakan menyuruh segera membelinya. Dan keribetan masalah tiket hari itu
dianggap usai.
Setelah beberapa persiapan secara umum
telah terpenuhi, saya sekeluarga merasa sedikit tenang, tapi hanya sedikit.
Sore itu 24 Oktober saya pulang sekolah saat maghrib berkumandang. Saat sampai di rumah kebetulan kakak saya juga baru saja
pulang dari kampus, tapi tak seperti biasa, begitu memarkir motor dia langsung
terkulai lemas tak berdaya duduk di depan pintu. Duh kasian banget haha. Saya
sih nggak nangkap ada apa dibalik semua itu, tapi setelah ibu saya menghampiri
dan mulailah kakak saya bercerita. Ternyata bapak berangkatnya 25 Okt pagi
bukan sore. Weits, padahal bapak saya baru saja pulang ke Kulonprogo. Saat itu
juga ibu saya terlihat sedikit kesal kepada kakak saya, kakak saya menyadari
keteledorannya dan hanya mendengarkan setiap perkataan ibu saya.
Saat itu juga ibu langsung mengabari
bapak, begitu bapak sampai di Kulonprogo tidak sampai satu jam, bapak langsung
pulang ke rumah Krapyak. Mungkin bapak saya lelah ~ tapi bagaimana juga, kalau
pulang pagi ya lebih kasian. Usai maghrib kakak saya pamit mau ke kampus lagi,
sampai-sampai disuruh makan dulu pun dia nggak mau, mungkin karena nggak mood
ya hehe. Usut punya usut, dia pulang ke rumah gara-gara mau menyampaikan kabar
itu.
Malamnya, saya mengantar ibu mengambil
kebaya di penjahit yang kebetulan juga teman ibu saya. Sesuai rencana di rumah,
mengambil kebaya tidak perlu lama-lama karena kami belum mengemasi
pakaian-pakaian, tapi kenyataannya meleset, di sana kami hampir satu jam. Sial
lagi, begitu setengah perjalanan menuju rumah, jaket ibu saya ketinggal di
tempat penjait itu. Ngoook banget. Mau saya ajak balik tapi ibu saya nggak mau.
Oke kami lalu melanjutkan perjalanan ke rumah. Sampai di rumah saya di suruh
mengeluarkan baju yang akan saya bawa, tapi rasanya saya males banget. Belum
sampai 30% mengeluarkan baju, saya sudah ngantuk lalu tidur.
Pagi, 25 Oktober 2013 terasa sangat kacau.
Jam 6 pagi bapak sudah bersiap berangkat ke stasiun diantar kakak saya. Begitu
juga saya sibuk bersiap pergi ke sekolah. Saking ributnya, saya sampai lupa
membawa surat izin untuk beberapa hari ke depan. Alangkah teledornya saya ~
Jumat tanggal itu sengaja saya izin mentoring, lalu pulang. Tujuan izin
mentoring biar cepet sampai di rumah karena saya belum packing, eh karena
nunggu bus lama, akhirnya saya sampai rumah pukul 13.45, hampir satu jam saya
menunggu bus yang lewat. aaarrgh.
Sampai di rumah saya ambil motor lalu
tancap gas ke rumah teman saya yang berada di selatan PG Madukismo, saya narget
berangkat-balik selama 15 menit. Alhamdulillah kurang dari 15 menit saya sudah
sampai rumah, ngebut tapi hati-hati. Hehe. Begitu sampai rumah saya langsung
persiapan, eh masih gitu ternyata packing-packing dimulai pukul 14.30 dan
selesai pukul 16.00. Saya sempat WA-an dengan saudara yg berangkat bareng,
ternyata dia udah packing tadi malam. Memang deh ~ keluarga saya kalau belum kepepet
belum ada gregetnya. Hehe.
Jam 16.00 saya mandi dan selesai persiapan
jam 17.00, setelah mengeluarkan barang-barang yang akan dibawa, saya menunggu
jemputan dari pakdhe saya. Karena menjemput budhe dan saudara saya, maka saya
harus menunggu beberapa menit dulu. Dan akhirnya pukul 17.30 kami berangkat
bersama menuju stasiun tugu. Sumpah deh, udah kaya mau pindahan rumah aja, 6
orang barang bawaannya buanyak. Bagasi mobil sampe ga cukup :v
Sampe di stasiun, kami langsung masuk ke
ruang tunggu. Deuuh, perjalanan sampai ruang tunggu kalau di St.Tugu emang luar
binasa banget. Tapi akhirnya sampai juga kami di ruang tunggu dengan perjuangan
mirip kaya orang mau mudik lebaran:p Sampai di dalam, adzan berkumandang dan
kami bergantian untuk shalat di musholla stasiun. Setelah itu kami menunggu
kereta datang. Karena seharian bapak saya tidak memberikan kabar, saya mencoba
ngirim SMS karena saudara-saudara saya pada menanyakan. Parahnya blaaas nggak
di balas. Baiklah saya setia menunggu ~
Kereta yang kami tumpangi adalah Senja
Utama Yogya yang nantinya turun di Pasar Senen. Tujaun naek SUY karena turun di
Senen dan kebetulan waktunya pas dengan keinginan kami. Kereta datang dan kami
dipersilakan naik. Kami dapat gerbong 1 dan dapat duduk berdua-duaan karena
jumlah kami genap. Saya duduk di samping kakak saya. Setelah beberapa lama
menunggu di dalam kereta, akhirnya perjalanan di mulai.
Dalam perjalanan, yang dapat terlihat dari
balik kaca jendela hanyalah kegelapan yang sebentar-sebentar diselingi oleh kerlipan
lampu yang terlihat seperti bintang-bintang. Udara dingin perlahan-lahan
menghinggapi tubuh saya, tapi saya tidak mengenakan jaket karena untuk
penyesuaian dengan keadaan. Tapi karena belum sempat saya pakai, jaket itu
sudah disambar ibu saya yang memang tidak membawa jaket. Jadilah semalaman saya
mengigil kedinginan karena ngga pake jaket. Selama perjalanan, orang di
belakang saya berisiiik banget, mereka dua orang laki-laki yang semalaman
ngobrool keras banget. Dan kalaupun nggak ngobrol, pasti mereka tidur ngorok.
Duhmas ~ Yah anggap aja itu bunga perjalanan. Haha
Selama perjalanan, kereta berhenti di
beberapa stasiun sekedar untuk menurunkan penumpang dan itu berlangsung tidak
lama. Hampir beberapa jam perjalanan kami lalui, perlahan-lahan suara manusia
menjadi senyap. Yang ada hanya suara khas mesin kereta yang memecah keheingan
malam. Saya benar-benar bisa tidur pukul 00-01, sisanya saya gunakan untuk
menikmati perjalanan. Malam itu saya sempat mengantar kakak ke kamar mandi,
saya berdecak kagum ketika melihat kedaan kamar mandi kereta yang bersih dan
tidak kumuh. Dulu, Senja Utama itu kamar mandinya kotor dan pesing, tapi kini
benar-benar berubah. Alhamdulillah.
Tidak terasa, pukul 03.30 saya sudah
sampai di Bekasi dan tidak lama lagi akan sampai di Pasar Senen. Pagi itu
suasana tidak lagi sepi, orang-orang sudah terbangun dari tidurnya. Ada yang
sibuk mempersiapkan bawaannya karena memang sudah akan sampai. Begitu kereta
mulai menurunkan kecepatannya, kami menurunkan barang bawaan dan mengemasi
makanan serta apa yang ada di luar tas. Kurang lebih pukul 04.00 kami sampai di
Senen. Pagi itu bapak saya baru membalas SMS. Halaaah ~ telat banget.
Begitu kereta berhenti kami lalu turun,
berbagi peran membawa bawaan yang banyak itu, lalu menyusuri jalan keluar dan
duduk di ruang tunggu sejenak untuk melepas lelah. Karena sudah subuh, kami
bergantian sholat di musholla. Ternyata musholla di St.Tugu jauh lebih bersih
daripada musholla di Senen. Selesai sholat kami duduk-duduk di ruang tunggu
sambil menunggu jemputan. Suasana di Senen pagi itu riuh sekali, saat duduk di
bangku ruang tunggu, ibu dan budhe saya sempat ngobrol dengan seseorang yang
ternyata itu sama-sama orang Krapyak, saya nggak tau namanya karena memang dia
jarang ada di Krapyak. Halaaa ~Dunia serasa sempit deh, kemana-mana kok ketemu
orang yang dikenal.
Pukul 05.00 akhirnya bapak dan saudara
saya, Mas Abam sampai di Senen. Lalu kami langsung menuju mobil dan melakukan
perjalanan lagi menuju Cilandak. Dalam perjalanan menuju rumah, kami
kontak-kontakan dengan yang masih di Jogja menanyakan kabar keberangkatan
mereka. Keberagkatan selanjutnya adalah pakdhe saya Sabtu pagi berangkat via
udara, Sabtu sore Pakdhe Is dan rombongan naik kereta, dan Sabtu sore juga
kakak sepupu saya berangkat bawa mobil. Bakalan rame nihJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar