Manufacturing Hope 124
Oleh Dahlan Iskan
Menteri BUMN
Menteri BUMN
Dua anak muda ini gigihnya bukan main. Mahmud dan Sidiq. Mahmud baru lulus dari jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang, dan Sidiq masih kuliah di Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang.
Dua bulan lalu ketika saya bermalam di satu desa di pinggir hutan di pedalaman Wonogiri, Jawa Tengah, Mahmud nguber saya sampai ke desa itu.
Senja amat mendung. Hujan renyai-renyai tidak kunjung berhenti. Di suasana senja yang dingin itu Mahmud menyusul saya ke masjid desa.
Meski langit sudah gelap, saat maghrib ternyata masih lama. Mahmud membuka laptopnya. Dengan berapi-api dia mendesak saya. “Pemerintah harus turun tangan. Jangan mengabaikan penemuan saya ini,” katanya.
Saya dengarkan terus penjelasannya yang bertubi-tubi itu. Ditonton orang-orang desa yang siap-siap berjamaah maghrib. Di mata yang mendengarkan penjelasan itu pemerintah terkesan jelek sekali. Tidak membantu dan mengakomodasikan penemuan seperti ini.
Dua bulan lalu ketika saya bermalam di satu desa di pinggir hutan di pedalaman Wonogiri, Jawa Tengah, Mahmud nguber saya sampai ke desa itu.
Senja amat mendung. Hujan renyai-renyai tidak kunjung berhenti. Di suasana senja yang dingin itu Mahmud menyusul saya ke masjid desa.
Meski langit sudah gelap, saat maghrib ternyata masih lama. Mahmud membuka laptopnya. Dengan berapi-api dia mendesak saya. “Pemerintah harus turun tangan. Jangan mengabaikan penemuan saya ini,” katanya.
Saya dengarkan terus penjelasannya yang bertubi-tubi itu. Ditonton orang-orang desa yang siap-siap berjamaah maghrib. Di mata yang mendengarkan penjelasan itu pemerintah terkesan jelek sekali. Tidak membantu dan mengakomodasikan penemuan seperti ini.