Senin, 05 Maret 2018

Pergi untuk Kembali

"Seberapa besar tekad untuk pergi, kembali itu pasti"
Hasil gambar untuk stasiun yogyakarta

Tiga hari yang sangat menyenangkan di Surabaya, mendapat banyak pengalaman juga teman, sangat bersyukur tentunya dipertemukan dengan orang-orang yang super baik.
Setelah dinyatakan cukup, Minggu petang harus kembali ke rumah di antar oleh Sancaka yang sangat menyenangkan. Awak siji, mangkate selo, balike gawanane haduh pating greweng. Titipan makanan ngehitz Surabaya membuat kepulanganku mirip orang abis mudik lama, kiwo tengen gowo cangkingan. 

Sendirian. Tidak enak badan. Kesepian. Lengkap sudah. Pertama kali balik lewat Gubeng Baru, merasakan suasana baru dan di ruang tunggu saya dipertemukan dengan seorang ibu yang juga sedang dilanda kesepian karena melakukan perjalanan pulang ke Jogja sendiri. Katanya, belio bahagia bertemu dengan saya karena belio kesepian dan baru pertama bepergian sendirian. Waw sayangnya kami beda gerbong sehingga pertemuan kala itu berakhir di ruang tunggu.

Tak lama kemudian, saya melihat sosok yang tidak asing dengan gaya yang khas, baju muslim putih, kopiah putih, sarungan, dan menggendong tas eiger hitam. Ustadz Tajul Muluk. Wow, di tempat jauh begini melihat belio dan ternyata kami satu gerbong. Tidak pernah mengira akan bertemu orang di tanah orang. Hahaha.

Oke baiklah, cerita panjang ini berakhir dengan sedikit ngenes, sepanjang di kereta awake loro kabeh, batuk tak terkondisikan, untunge masih punya sisa bodr*x dan a*ua yang meminimalisir derita. Rasane rakaruan pokoke meh sambat kalih sinten yen sampun mekaten. Lungo-lungo dewe, neng dalan loro yo dirasake dewe. Haha

Sampai Jogja tengah malam dan pagi hari langsung menuju Paseban menjalankan amanat dengan semangat meski badan sudah liyudh dan setelah itu.............. Limang dino ora tangi ora metu seko omah. Hahahahaa

Tapi bahagianya Senin itu bisa bertemu dengan moodbstr meski sebentar, waw terima kasih Mas sudah memberi waktu luang untuk bertemu di tengah sibuknya kampus. Bye.

[Flashback beberapa hari lalu]
Sekeping syukur yang terserak
Yogyakarta, Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar