Jumat, 29 November 2013

Yogyakarta, Selamat Ya!

"Tidak sengaja saya menemukan catatan ini di buku harian saya. Biar tambah uhuy, maka saya posting di lapak saya sekalian. Hehe:3 Latepost sih. Tapi nggak masalah deh."


(Upacara HUT Kota Yogyakarta di Balaikota)

 (Upacara memperingati HUT Kota Yogyakarta)
(Festival kesenian dalam rangka HUT Jogja)

(Pesta Rakyat Jogja memperingati HUT Kota)


Hari ini, Senin, 7 Oktober 2013 tampak ada yang berbeda. Pagi ini berangkat menuju sekolah di jalan berpapasan dengan anak sekolah yang mengenakan pakaian jawa. Saat itu saya langsung membayangkan atau lebih tepatnya mengada-ada dan menduga, "ah ini suasana beberapa puluh tahun yang lalu." Namun anganan itu terpecah oleh deru kendaraan bermotor yang membelah keramaian Jogja. 

Senin, 25 November 2013

Nggak Nekat, Nggak Ada Yang Bisa Diingat

(Bersama mamak dan kakak-kakak)

(Bersama abah)
(Bersama abah dan kakak-kakak)



“Kalau nggak nekat, nggak ada yang bisa diingat!” kalimat ini selalu terbayang di pikiran saya. Terdengar sedikit nakal, tapi memang kenyataannya kalau nggak nekat ya nggak dapat. Pagi itu, Minggu, 24 November 2013 saya sudah bersiap untuk bertemu teman-teman. Kemarin saya dapat kabar dari Mas Ricky Elson kalau abah mau datang ke Jogja, walaupun saya tidak tau kepastian jadi atau tidaknya, tapi saya tetap janjian ketemuan dengan teman-teman entah abah jadi datang atau tidak. Karena ketidaktahuan dan kepastian yang mendadak maka kami tidak sempat woro-woro kepada yang lain, jadi janjiannya dengan teman-teman yang biasanya saja karena yg jelas mau diajak mbonek.

Minggu, 24 November 2013

Senyum Tulus Marketing Para Dirut

Manufacturing Hope 104




"Senyum saya sudah betul, Pak?" tanya seorang direktur utama BUMN kepada saya melalui SMS. Dirut tersebut prestasinya luar biasa hebat. Tapi, senyumnya juga luar biasa pelit.

Setiap kali bertemu sang Dirut saya memang terus mempersoalkan wajahnya yang selalu tegang. Dan kaku. Dan cemberut.

"Anda itu Dirut yang hebat," kata saya. "Kalau bisa sering tersenyum, Anda akan lebih hebat," tambah saya.

Senin, 18 November 2013

Mengukur Kerumitan Pangkalan Susu

Manufacturing Hope 103



Sudah pukul 20.30, perjalanan darat dari Medan ke Pangkalan Susu baru dapat setengahnya. Manufacturing Hope ke-103 ini belum ditulis. Redaktur media sudah menunggu. Jam segitu tulisan ini biasanya sudah terkirim.

Tadi malam saya harus ke Pangkalan Susu, tiga jam perjalanan darat dari Medan. Di Pangkalan Susu ini sedang dibangun proyek pembangkit listrik paling besar di Sumatera: PLTU 2x200 MW. Saya harus bermalam di proyek ini. Mengapa?

Seharusnya proyek ini sudah jadi. Dan Sumatera Utara tidak kekurangan listrik. Tapi nyatanya tidak demikian. Bangunan dan mesin-mesinnya sendiri sudah selesai dipasang tapi belum bisa dites. Perlu listrik 6 MW untuk tes satu per satu peralatan yang sudah dipasang itu. Sumber listrik yang ada tidak sampai segitu. Hanya bisa untuk tes bagian-bagian mesin yang kecil.

Minggu, 17 November 2013

Si Pengasah RNI dari Kusam Jadi Berkilau ~ Ismed Hasan Putro



Awalnya, Ismed Hasan Putro bukanlah seorang pebisnis. Tetapi jalan hidupnya justru mengantarkan Ismed sebagai Presiden Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), sebuah perusahaan BUMN yang merugi.

Pada 2011 Ismed dipercaya untuk menahkodai RNI yang mengalami kerugian sekira Rp64 miliar. Namun hanya dalam kurun waktu satu tahun, dia mampu mengubah rapor keuangan RNI dari kusam menjadi berkilau.

Berbagai cara dilakukannya demi menyelamatkan RNI agar tidak bangkrut. Upayanya pun berbuah manis. Perusahaan pelat merah itu mampu mencetak laba hingga Rp463 miliar pada tutup buku 2012.

Semasa meniti karier, Ismed mengaku, banyak mendapat kenikmatan dari Yang Maha Esa. “Bahkan saya tidak pernah melamar kerja sekali pun. Setelah lulus dari Universitas Indonesia (UI), saya mendapat tawaran-tawaran kerja dari rekan atau orang kenalan saya,” ujar Ismed belum lama ini.

Lagi, Dahlan Iskan Bikin Malu Pejabat



Oleh: Joko Intarto*


Ada pejabat yang marah-marah ketika ditolak masuk pesawat karena terlambat. Ada pejabat yang ngamuk hanya gara-gara tasnya harus masuk bagasi pesawat. Bahkan ada pejabat yang akhirnya diadili karena menampar pramugari yang menegurnya.

Pejabat itu sejatinya adalah pelayan rakyat. Walau bernama menteri sekali pun, posisinya adalah ‘’jongos’’, sementara rakyat adalah ‘’majikan’’. Maka menjadi sangat aneh kalau ada pejabat yang banyak tingkah. Bukannya melayani malah minta dilayani rakyat.

Prinsip pejabat sebagai ‘’babu’’-nya rakyat itu rupanya dihayati Dahlan Iskan. Ketika melihat tiga bule asal Belanda mengalami masalah tidak boleh naik ke pesawat Garuda Indonesia GA319 dari Surabaya menuju Jakarta,  Sabtu (16/11), Dahlan segera turun tangan.

Kamis, 14 November 2013

Disetiap Kesusahan Terselip Sebuah Kebahagiaan



(Saya paling kanan dan sebelah kiri saya adalah Titis - 2010)


Rabu sore setelah pembinaan OSN selesai, saya dan teman berniat mengunjungi sebuah tempat di belakang Telkom Kotabaru. Maka setelah pulang kamipun meluncur kesana. Setelah selesai semua urusan di Kotabaru, saya nebeng sampai halte depan SMP 5. Niatnya naik di sana lalu turun di SMA 7. 

Menunggu TransJogja 3A lumayan membuat garing. Untung saja suasana mendung jadi nggak begitu kemripik.

35 menit kemudian busnya datang. Penuh sesak dan jelas ngga dapat tempat duduk. Masuk tak tahan keluar tak segan. Haha tapi akhirnya masuk juga walau di dekat pintu. Okelah desak-desakan dan berdiripun gapapa demi sampai rumah. Setelah jalan beberapa meter, saya melihat ke belakang, sosok berkacamata yang tak asing lagi dalam memori saya. Woooow. Ternyata Titis! Teman SMP yang 3 tahun kemarin selalu satu kelas dengan saya.