"Malam
yang sangat mengesankan, unforgotable. Terimakasih semuanya"
Siang itu udara panas menyelimuti Jogja, tapi saya
tidak menghiraukan bagaimana panasnya karena saya sibuk membayangkan rasanya
bertemu Pak Dahlan, Menteri BUMN yang saya idolakan. Bayangan saya terpecah
ketika ada pesan masuk dari Pak Erwan, isinya tentang rundown kegiatan Pak
Dahlan di Jogja. Begitu tau kegiatannya, saya membayangkan lagi betapa asyiknya
jika dapat mbuntuti Pak Dahlan selama di Jogja. Jam terakhir
di kelas isinya hanya membayangkan, membayangkan, dan membayangkan. Begitu bel
pelajaran berakhir, saya mengikuti mentoring sebentar sebelum akhirnya
memutuskan untuk pulang. Bye Smada, maaf nggak nungguin yang lagi jumatan:p
Menurut jadwal, Pak Dahlan tiba di Jogja pukul 17.00.
"Kudu piye ki?" tanya saya kepada Mas Fajar dan Mas Ryo. Setelah
menyusun rencana akhirnya kami memutuskan untuk mencegat di Hotel Tentrem. Hehe
keputusan yang nekat. Kami berangkat jam 16.00, nunggu lama nggak masalah yang
penting nggak ketinggalan. Eh pas mau berangkat ternyata Mas Fajar masih
mengerjakan tugas dan nanti kalau selesai mau nyusul. Berarti yang ke Tentrem
duluan hanya Mas Ryo dan saya.
Setelah sampai di Jalan AM Sangaji, kami tidak langsung
masuk hotel, tapi beli minum, makan, dan duduk-duduk di Alfamart yang berada di
depan Tentrem. Mas Ryo kirim SMS ke Pak Erwan ternyata beliau sedang takziah di
Magelang, lalu SMS Pak Pam dan beliau membalas kalau sedang perjalanan dari
bandara. Yiieeeee! Selama menunggu kami selalu mengamati kendaraan yang datang,
sebelum Pak Dahlan datang, ada irit-iritan Alphard yang masuk ke Tentrem yang
kami kira itu adalah beliau, tapi ternyata bukan. Hehe Dan tebakan ke-3 baru
benar, rombongan Pak Dahlan tiba di Tentrem. Setelah itu Pak Pam mengabari
kalau sudah tiba di Tentrem.
Adzan maghrib berkumandang, kami sholat di masjid
belakang Alfamart, lalu memberanikan diri masuk ke Tentrem. Setelah sampai di
parkiran, petugasnya bertanya sambil membawa kertas siap menulis, "Mau
bertemu dengan siapa,Mas?" Jreeeeeng jreeeeeng. Kami bengong berjamaah,
nggak mungkin banget kalau jawab mau ketemu Pak Dahlan Iskan, muka-muka orang
biasa nggak bakal dipercaya. Hehe akhirnya kami menjawab mau bertemu dengan Pak
Agung Pamujo. (Mohon maaf sekali Pak Pam kami meminjam nama anda tidak izin).
Lalu kami diberi kartu dan diperbolehkan masuk.
Setelah memarkir sepeda, kami menuju lift dan ke
lobby. Di sana sudah terlihat orang dengan kemeja putih-putih, ciri khasnya Pak
Dahlan cs. Hehe Kami juga melihat orang-orang dari Radar Jogja seperti Pak
Abdi, Mas Sukron, dll. Saya duduk sambil menunggu sedangkan Mas Ryo
berjalan-jalan kesana kemari. Tak lama kemudian Pak Pam muncul, kami bersalaman
dan ditanya akan ikut ke Minggir apa tidak. Kami tanya rute ke Minggir, niatnya
mau ngikutin pake motor, tapi Pak Pam, “bilang nanti bareng saya aja.”
Alhamdulillah. Terimakasiiih.
Weits, tiba-tiba abah (Dahlan Iskan) muncul bersama
mamak dan Pak Arif, lalu Pak Pam menyuruh kami mengikuti Abah. Masuk lift dan
*jrengjreeng* kami satu lift dengan abah, mamak, Pak Arif, dan ibu-ibu
instruktur senam. "Mamaaaaaak", ucap saya ketika baru masuk lift,
sambil bersalaman dan dengan ramahnya mamak menjawab, "Eeeh alhamdulillah,
kita bisa bertemu lagi." Senyum dan nada suara mamak yang begitu mempesona
benar-benar membuat hati berbunga-bunga. Ketika mamak berkata seperti itu saya
langsung membatin, "Subhanallah, mamak." Saya mau ngambil foto abah,
beliau lalu berkata, "Eh, kita foto bareng aja." Tapi sayangnya sudah
sampai jadi harus keluar lift, gagal deh. Ehehe.
Abah langsung menuju Kayu Manis, tapi kami duduk-duduk
diluar saja karena sambil nunggu beliau datang tadi sambil makan, jadi yaa
pengen nyari hawa di luar aja. Sambil ngobrol juga narsis, tiba-tiba Mas Ryo
bilang, "Pak JTO!". Ini kali pertama saya bertemu dengan beliau,
spontan kami berteriak "Aaaaaaaaaaaaaaaaa" secara bersamaan sambil
tertawa. Ngehehe "Kok tambah bulet? Tapi cantik kok."
Hadeziiiiiiiiiiiiiiig! Sial. Haha Sayangnya satu, pas itu saya nggak minta poto
sama Pak JTO. Oho, mungkin itu tandanya suatu saat kami akan bertemu kembali.
(Positif thinking versi Aina)
Tak lama kemudian saya dipanggil Mbak Meichy diajak
masuk mau dimintai tolong, tapi nggak jadi. Eh di sana Pak JTO maksa saya
makan, "Pilih yang kamu suka, jangan takut gemuk." Raut mukanya
serius. Sambil bawa piring, saya digeret suruh ngambil juga. Makanan khas
angkringan itu berat-berat, perut saya sudah tidak kuat lagi, ngelihat makanan
sudah nggak nafsu. Pak JTO berkata,"Nanti kamu bisa ceritakan bagaimana
angkringan yang ada di hotel." Tapi saya nggak mau ngambil karena
disamping nggak minat kebetulan sudah akan pergi.
Ketika saya mau keluar, abah juga keluar dari Kayu
Manis, saya langsung ke tempat Mas Ryo dan ikutan cabut. Begitu sampai di
depan, Pak Pam menyuruh kami masuk mobil yang berada tepat di depan kami. Dan
ternyata satu mobil sama mamak. Muehehe:3 Awalnya kami duduk di belakang
berempat, karena melihat umpek-umpekan, mamak dan ibu yang duduk di sebelahnya
meminta saya ke depan, dan saya duduk di tengah antara mamak dan ibu itu, duh
saya nggak tau dan nggak kepikiran nanya saking maburnya. Perjalanan ke Minggir
lumayan jauh, di perjalanan mamak menyanyikan lagunya Didi Kempot - Sewu Kutho,
lucu. Hehe:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar