Sabtu, 19 Oktober 2013

Berburu Dahlan Iskan, Lagi #1

"Malam yang sangat mengesankan, unforgotable. Terimakasih semuanya"



Siang itu udara panas menyelimuti Jogja, tapi saya tidak menghiraukan bagaimana panasnya karena saya sibuk membayangkan rasanya bertemu Pak Dahlan, Menteri BUMN yang saya idolakan. Bayangan saya terpecah ketika ada pesan masuk dari Pak Erwan, isinya tentang rundown kegiatan Pak Dahlan di Jogja. Begitu tau kegiatannya, saya membayangkan lagi betapa asyiknya jika dapat mbuntuti Pak Dahlan selama di Jogja. Jam terakhir di kelas isinya hanya membayangkan, membayangkan, dan membayangkan. Begitu bel pelajaran berakhir, saya mengikuti mentoring sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang. Bye Smada, maaf nggak nungguin yang lagi jumatan:p

Menurut jadwal, Pak Dahlan tiba di Jogja pukul 17.00. "Kudu piye ki?" tanya saya kepada Mas Fajar dan Mas Ryo. Setelah menyusun rencana akhirnya kami memutuskan untuk mencegat di Hotel Tentrem. Hehe keputusan yang nekat. Kami berangkat jam 16.00, nunggu lama nggak masalah yang penting nggak ketinggalan. Eh pas mau berangkat ternyata Mas Fajar masih mengerjakan tugas dan nanti kalau selesai mau nyusul. Berarti yang ke Tentrem duluan hanya Mas Ryo dan saya.


Setelah sampai di Jalan AM Sangaji, kami tidak langsung masuk hotel, tapi beli minum, makan, dan duduk-duduk di Alfamart yang berada di depan Tentrem. Mas Ryo kirim SMS ke Pak Erwan ternyata beliau sedang takziah di Magelang, lalu SMS Pak Pam dan beliau membalas kalau sedang perjalanan dari bandara. Yiieeeee! Selama menunggu kami selalu mengamati kendaraan yang datang, sebelum Pak Dahlan datang, ada irit-iritan Alphard yang masuk ke Tentrem yang kami kira itu adalah beliau, tapi ternyata bukan. Hehe Dan tebakan ke-3 baru benar, rombongan Pak Dahlan tiba di Tentrem. Setelah itu Pak Pam mengabari kalau sudah tiba di Tentrem. 

Adzan maghrib berkumandang, kami sholat di masjid belakang Alfamart, lalu memberanikan diri masuk ke Tentrem. Setelah sampai di parkiran, petugasnya bertanya sambil membawa kertas siap menulis, "Mau bertemu dengan siapa,Mas?" Jreeeeeng jreeeeeng. Kami bengong berjamaah, nggak mungkin banget kalau jawab mau ketemu Pak Dahlan Iskan, muka-muka orang biasa nggak bakal dipercaya. Hehe akhirnya kami menjawab mau bertemu dengan Pak Agung Pamujo. (Mohon maaf sekali Pak Pam kami meminjam nama anda tidak izin). Lalu kami diberi kartu dan diperbolehkan masuk. 

Setelah memarkir sepeda, kami menuju lift dan ke lobby. Di sana sudah terlihat orang dengan kemeja putih-putih, ciri khasnya Pak Dahlan cs. Hehe Kami juga melihat orang-orang dari Radar Jogja seperti Pak Abdi, Mas Sukron, dll. Saya duduk sambil menunggu sedangkan Mas Ryo berjalan-jalan kesana kemari. Tak lama kemudian Pak Pam muncul, kami bersalaman dan ditanya akan ikut ke Minggir apa tidak. Kami tanya rute ke Minggir, niatnya mau ngikutin pake motor, tapi Pak Pam, “bilang nanti bareng saya aja.” Alhamdulillah. Terimakasiiih. 

Weits, tiba-tiba abah (Dahlan Iskan) muncul bersama mamak dan Pak Arif, lalu Pak Pam menyuruh kami mengikuti Abah. Masuk lift dan *jrengjreeng* kami satu lift dengan abah, mamak, Pak Arif, dan ibu-ibu instruktur senam. "Mamaaaaaak", ucap saya ketika baru masuk lift, sambil bersalaman dan dengan ramahnya mamak menjawab, "Eeeh alhamdulillah, kita bisa bertemu lagi." Senyum dan nada suara mamak yang begitu mempesona benar-benar membuat hati berbunga-bunga. Ketika mamak berkata seperti itu saya langsung membatin, "Subhanallah, mamak." Saya mau ngambil foto abah, beliau lalu berkata, "Eh, kita foto bareng aja." Tapi sayangnya sudah sampai jadi harus keluar lift, gagal deh. Ehehe.

Abah langsung menuju Kayu Manis, tapi kami duduk-duduk diluar saja karena sambil nunggu beliau datang tadi sambil makan, jadi yaa pengen nyari hawa di luar aja. Sambil ngobrol juga narsis, tiba-tiba Mas Ryo bilang, "Pak JTO!". Ini kali pertama saya bertemu dengan beliau, spontan kami berteriak "Aaaaaaaaaaaaaaaaa" secara bersamaan sambil tertawa. Ngehehe "Kok tambah bulet? Tapi cantik kok." Hadeziiiiiiiiiiiiiiig! Sial. Haha Sayangnya satu, pas itu saya nggak minta poto sama Pak JTO. Oho, mungkin itu tandanya suatu saat kami akan bertemu kembali. (Positif thinking versi Aina)

Tak lama kemudian saya dipanggil Mbak Meichy diajak masuk mau dimintai tolong, tapi nggak jadi. Eh di sana Pak JTO maksa saya makan, "Pilih yang kamu suka, jangan takut gemuk." Raut mukanya serius. Sambil bawa piring, saya digeret suruh ngambil juga. Makanan khas angkringan itu berat-berat, perut saya sudah tidak kuat lagi, ngelihat makanan sudah nggak nafsu. Pak JTO berkata,"Nanti kamu bisa ceritakan bagaimana angkringan yang ada di hotel." Tapi saya nggak mau ngambil karena disamping nggak minat kebetulan sudah akan pergi.


Ketika saya mau keluar, abah juga keluar dari Kayu Manis, saya langsung ke tempat Mas Ryo dan ikutan cabut. Begitu sampai di depan, Pak Pam menyuruh kami masuk mobil yang berada tepat di depan kami. Dan ternyata satu mobil sama mamak. Muehehe:3 Awalnya kami duduk di belakang berempat, karena melihat umpek-umpekan, mamak dan ibu yang duduk di sebelahnya meminta saya ke depan, dan saya duduk di tengah antara mamak dan ibu itu, duh saya nggak tau dan nggak kepikiran nanya saking maburnya. Perjalanan ke Minggir lumayan jauh, di perjalanan mamak menyanyikan lagunya Didi Kempot - Sewu Kutho, lucu. Hehe:) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar