Kamis, 17 Oktober 2013

Catatan Pribadi

Semburat merah di ufuk barat,
Yogyakarta, 8 Oktober 2013


Suasana Stasiun Besar Yogyakarta malam itu



Bersama Mas Ricky di depan Stasiun Tugu


Mbak Betty, Mas Ricky, dan saya

Siang ini pelajaran berakhir lebih awal karena akan diadakan orasi calon ketua OSIS di sekolah saya. Acaranya seperti kampanye pada umumnya itu, hanya saja penontonnya warga Smada saja. Sudah beberapa periode dalam menyelenggarakan pemilihan ketua OSIS, SMA N 2 Yogyakarta bekerja sama dengan KPU, sehingga dalam pelaksanaannya hampir sama dengan pemilihan umum yang diadakan setiap 5 tahun sekali itu.

Saat matahari tepat di atas ubun-ubun acarapun dimulai, saya dan teman-teman memilih menonton dari bawah pohon di dekat kelas X-PMIIA 1. Menndengarkan dengan seksama pidato yang disampaikan dalam 3 bahasa (indonesia, jawa, dan inggris), menyaksikan pemaparan visi dan misi serta menyimak sesi tanya jawab yang lumayan seru tapi bikin ngantuk. 

Di tengah acara ketika saya dan teman sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ada getaran aneh di saku saya, muehehe ternyata ada sms masuk. Weits ternyata setelah saya buka smsnya dari Mas Ricky Elson. Tingtung. Intinya adalah beliau ada di Jogja dan free dari sekarang (13.00)  sampai jam 19.30. Dan ternyata beliau ada di St. Tugu siang ini sampai malam nanti karena jadwal keberangkatan kereta ke Tasik adanya pukul 20.00  Wuoow. Ini kesempatan, batinku.

Setelah konfirmasi sana-sini akhirnya didapat keputusan bahwa kami akan bertemu pukul 17.00. Sebenarnya saya sudah keluar gerbang sejak pukul 14.00, tapi teman-teman lain masih ada kuliah,dll. Jadinya jam segitu, baiklah ada waktu untuk istirahat. Hehe

Jrengjreng. Tak terasa sudah pukul 16.15, saya mandi dan bersiap-siap berangkat. Tepat pukul 16.45 saya berangkat dari rumah dan mampir-mampir bentar, alhasil saya ngaret, tapi nggak lama. Hehe Setelah masuk pelataran St. Tugu saya melihat Mas Fajar berdiri diantara mobil-mobil yang terparkir rapi, lalu kami berjalan mendekat pintu utama stasiun. Nah, di sana saya melihat seorang yang mengenakan kemeja putih yang tidak lain tidak bukan adalah Mas Ricky. Ehehee.

Setelah berjabat tangan, saya menghampiri Mbak Betty yang tersesat di dalam stasiun. Hehe sebelumnya kami belum pernah bertemu sehingga agak bingung saat proses pencarian. Hihi Tapi dengan jurus pasang posisi telpon, akhirnya ketemu juga.
Sebenarnya ada lagi yang mau bergabung, tetapi mereka tidak kunjung muncul. Dan ditinggallah mereka. 

Lalu kami bertiga diajak Mas Ricky ke Iga Bakar Bali. Weits, sopir taksinya mengarahkan kami ke Jalan Kaliurang, ternyata bukan iga bakar di Jakal yang di maksud. Saya bertanya pada Mas Ricky apakah alamatnya di Jalan Umbul Permai, tapi Mas Ricky bilang bukan itu nama jalannya, pokoknya di sana banyak kuliner-kuliner gitu. Nahlo, akhirnya beliau telpon entah siapa gitu menanyakan alamat IBB tersebut dan terjawab sudah, ada di Jalan Palagan Tentara Pelajar.  Owalaaah. Lucunya, setelah narasumber *yang ditelpon* tadi menyebutkan alamat IBB, seketika telpon langsung mati. Ternyata pulsanya habis, huehue untung udah disebutkan alamatnya.

Tidak lama kemudian kami sampai di IBB, wuets nama jalannya ternyata Umbul Permai, emang bener sih di Jalan P.Tentara Pelajar tapi masih masuk ke timur dan spesifiknya adalah Umbul Permai. Hemm kalau ini ma saya sudah pernah ke sana.__, Tapi setau saya namanya bukan IBB tapi iga bakar doang. Hehe

Saat kami sampai, adzan maghrib berkumandang. Setelah mencari tempat duduk dan memesan makanan, kami melaksanakan kewajiban sholat maghrib terlebih dahulu. Setelah itu kami menikmati sajian sore itu sambil berbincang-bincang. Kami ngobrol lumayan lama, mulai dari mobil listrik sampai ke kepribadian Mas Ricky, hehe tentu juga ada beberapa obrolan yang membuat kami tersenyum dan tertawa. Hehe.

Setelah puas mengobrol, kami lalu kembali ke St.Tugu lagi karena Mas Ricky harus melanjutkan petualangannya, saat itu jam sudah menunjukkan pukul 19.30. Dalam perjalanan pulangpun kami masih sempat ngobrol-ngobrol hingga akhirnya sampailah kami di St.Tugu. Sebelum berpisah kami menyempatkan berfoto bersama.  Berfoto memang sudah menjadi ritual setiap ada pertemuan dengan siapapun. Wkwk Dan, kamipun berpisah. Mas Ricky masuk ke dalam stasiun, kami bertiga berjalan keluar area stasiun.

Ah, terimakasih Tugu, terimakasih Selasa, terimakasih Mas Ricky, terimakasih Mas Fajar Mbak Betty, terimakasih Allah. Hari yang menyenangkan.


“Di kandang kambing mengembek, di kandang macan mengaum.” Setidaknya ada satu dari beberapa pelajaran yang saya dapat setelah bertemu dengan beliau, dan itulah salah satunya. Semoga bisa saya aplikasikan dalam kehidupan saya.

Semoga kita masih diberi kesempatan bertemu lagi dilain waktu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar