Sabtu, 05 Oktober 2013

Setengah Jam Bersama Ricky Elson, Sang Putra Petir

"Malam itu saya bahagia sekali karena bisa bertemu dengan Mas Ricky, tapi sayang saat itu saya belum bisa bertanya-tanya karena faktor N -Nglindur- Hehe. Semoga lain waktu bisa bertemu lagi dan bertanya banyak apa yang ingin saya tanyakan."



Bersama Ricky Elson di Lesehan Malioboro


Pekerja pabrik mulai berhamburan keluar ketika saya pulang dari sekolah. Ya, saya pulang bersamaan dengan kepulangan mereka setelah seharian bertarung dengan peluh demi kehidupan. Sesampainya di rumah, saya membersihkan diri lalu beristirahat sejenak, tertidur. Tak ada rencana tidur, tapi kenyataannya saya memang tertidur. Hzzz

Adzan berkumandang dan tiba-tiba saya terbangun, spontan saya meraih hp untuk melihat jam. Perhatian saya bukan pada jam yang akan saya lihat, namun pada banyaknya sms masuk dan beberapa panggilan tak terjawab. Didasari atas rasa penasaran yang membara, saya lihat satu persatu sms dan panggilan tak terjawab. Dari beberapa yang masuk di hp saya, ternyata salah satunya adalah dari Mbak Yuni (Dahlanis Malang). Saya lihat isi pesannya dan ternyata menginformasikan bahwa Bang Ricky Elson mengajak ketemuan karena kebetulan berada di Yogya. Segera saya balas sms dan Mbak Yuni menelpon bahwa sudah berada di sekitaran Malioboro baru mau mencari tempat. Bang Rickypun juga mengirim pesan kepada saya, setelah tau kalau di Malioboro, Abang langsung menuju ke sana.

Tanpa pikir panjang saya langsung sholat, tak lupa mandi sebentar agar muka bantal saya tidak kelihatan. Lalu saya meminta izin orangtua, alhamdulillah diizinkan dengan pesan jangan sampai malam karena besok harus sekolah. It's okay! Saya bergegas mengambil tas dan seperangkatnya, asal ambil baju dan berangkat. Malam itu jalanan di Yogya stabil, tidak terlalu macet tapi juga tidak lengang. Walaupun ada beberapa titik jalan yang hampir saja membuat saya hampir ngomel karena ulah beberapa pengendara yang menyebalkan.

Hanya beberapa menit saja saya sudah sampai di area Malioboro. Tempat ketemuan kami ada di lesehan utara Malioboro Mall. Saya memarkir motor di sebelah Inna Garuda, lalu berjalan kaki menuju TKP. Benar-benar baru pertama kali menikmati dan menyusuri malam di trotoar Malioboro sendirian.

Karena sebelumnya belum tahu lokasi tepatnya berada di mana, saya menelpon Mbak Yuni tapi tidak diangkat dan Mbak Yuni menelpon balik. Seketika itu saya melihat Bang Ricky dan Mbak Yuni berdiri di depan lesehan. Saya menghampiri lalu berjabat tangan. Kamipun duduk dan memesan minuman, ngobrol santai dan saya memperhatikan dengan seksama setiap apa yang Abang sampaikan. Dengan suasana Yogya yang ramai malam itu, kami bercengkerama bersama dan tiba-tiba Mas Ryo datang bersama temannya. Malam itu kami sempat diperlihatkan 'penampakan' foto si manis Gendhis dan Selo. Wow subhanallah luar biasa! Bangga, melihat fotonya saja sudah bangga, apalagi menaikinya. Hehe

***

Di lesehan tempat kami ngobrol, para pengamen dan pengemis ramai berlalu lalang meminta uang, ada juga orang-orang yang menawarkan berbagai jasa. Sedikit menganggu konsentrasi tapi memang inilah seninya duduk-duduk di lesehan Malioboro. Hehe sempat saya terbengong melihat anak kecil seusia saya yang meminta-meminta. Terbersit pertanyaan, "Indonesia, kok ya masih ada ya?". Hmm, setelah melihat anak tadi, saya harus lebih bersyukur dalam meniti kehidupan ini, karena ternyata ada yang tak seberuntung saya.

Melanjutkan perbincangan bersama. Eh, salah satu dari apa yang dikatakan oleh Abang mengena di hati saya, intinya begini, "Kita akan bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu ketika kita tau apa tujuannya." Dalam hal itu 'sesuatu'nya diganti dengan 'sekolah', karena saya sempat bercerita sedikit tentang kesetengahan hati saya dalam menjalani apa yang menjadi kewajiban saya saat ini. Setelah mendengar kalimat itu, saya teringat dengan mimpi-mimpi yang pernah saya tulis di kertas ajaib, dan malam itu saya berjanji pada diri sendiri untuk memperbaiki niat dan usaha demi menggapai apa yang selama ini saya impikan.

Oiya, saat bertemu Bang Ricky, saya tidak banyak berkata-kata, kenapa? Rasanya seperti mimpi setelah sekian kali ingin bertemu Abang dan kini akhirnya terwujud. Hanya bengong, menyesal sih kenapa tadi nggak banyak tanya. Haha tapi begitulah keadaannya tadi. Dalam hati berharap semoga lain waktu bisa bertemu dalam keadaan 'sadar' yang utuh jadi tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Waktu kami untuk bertemu tidak lama, karena Abang harus segera ke bandara untuk melanjutkan aktivitasnya. Kebetulan Mas Ryo juga akan ke bandara, maka Mas Ryo dan Abang bersama-sama berangkat ke bandara. Setelah Abang berpamitan, kami menyempatkan untuk berfoto bersama untuk kenang-kenangan. Haha Dan setelah itu Bang Ricky melanjutkan perjalanannya, sedangkan Mbak Yuni, teman Mas Ryo, dan saya tetap tinggal di lesehan itu.

Walaupun hanya sebentar dan mendadak, tapi malam ini benar-benar membahagiakan juga mengesankan. Akhirnya janji untuk bertemu lunas pada malam ini. Dalam pertemuan kali ini, sorot mata dan tutur kata yang menunjukkan kerendahan hati pada diri Bang Ricky tetap terlihat seperti saat kami bertemu pertama kali dulu. Hmm. Jujur, saya suka dengan gaya Bang Ricky yang rendah hati dan senyumnya menyejukkan itu. "Cerdas, rendah hati pula." Batin saya.

***

Bzz, malam yang dingin di Malioboro ditemani dengan segelas es teh dan jajanan yang membuat malam ini lebih berwarna.

Terima kasih untuk malam ini Bang Ricky, Mbak Yuni, dan Mas Ryo. Mendadak memang, yang penting membuahkan hasil. Semoga dilain kesempatan, Dahlanis Yogya bisa ngobrol bareng dengan Bang Ricky.

04 September 2013,
Malam dingin di keramaian Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar