Minggu, 20 Oktober 2013

Berburu Dahlan Iskan, Tetap Sekolah!


                            


Sabtu pagi akan ada senam bersama Dahlan Iskan di Balaikota Yogyakarta. Sebenarnya saya cukup sedih, karena pagi saya harus menunaikan kewajiban sebagai seorang pelajar. Lalu saya mendapatkan ide, karena senam dimulai pukul 06.00, maka saya datang ke Balaikota sebelum pukul 6 dan sudah mengenakan seragam, nantinya pukul 07.00 saya berangkat. Lumayanlah bisa merasakan suasana di sana.

Malam ini, saya pulang pukul 00.23 , maka sesampainya di rumah saya menyiapkan apa yang akan saya bawa ke sekolah besok lalu tidur karena jam 04.00 saya harus bangun. Tapi malam ini saya nggak bisa tidur, apa karena terlalu merasa bahagia? Ah bisa jadi, saya terlanjur membayangkan betapa bahagianya tadi.



Dari kamar terdengar suara tv khas trans 7 setiap dini hari, memburu hantu bersama Ki Joko Bodo, nah karena suara yang berasal dari acara tv itu lumayan serem, ditambah lagi rumah saya dekat kuburan, maka saya memejamkan mata dengan terpaksa. Takut kalau-kalau dateng ke rumah hantunya, haha!

Akhirnya karena rasa takut yang saya buat tadi, saya berhasil tidur dan tiba-tiba alarm berbunyi, sayapun langsung bangun dan mandi. Pukul 05.15 saya berangkat dari rumah menuju ke Balkot. Kebetulan jam 1-3 pelajaran saya adalah olahraga, jadi saya ke Balkot pakai pakaian olahraga. Untung saja, kalau misal bukan olahraga, kan nggak lucu banget ke acara senam pakai pakaian pramuka. Hehe

Langit Jogja dikepung oleh awan gelap, sampai di Tamansiswa gerimis datang. Memang beberapa bulan ini Jogja belum diguyur hujan deras, saya sempat khawatir, nanti kalau hujan bagaimana? Tapi akhirnya awan cerah datang menyambut dan gerimispun mereda.

Menuju Timoho saya lewat jalur selatan, saya meninggalkan tas dan ambil kamera, lalu berjalan kearah panggung yang disekitarnya ada beberapa panitia, belum ramai orang. Sambil berjalan, ada ibu-ibu yang bertanya, mungkin karena melihat seragam saya ada tulisan SMADA, "Dari SMA-SMA juga diundang mbak?" Saya jawab, "wah kurang tau,Bu. Saya kesini ingin bertemu Pak Dahlan, saya pengagumnya." Ibu-ibu tadi terlihat tersenyum setelah mendengar jawabanku tadi, tapi senyumnya senyum ngeche! hehe Saya tetap berjalan dan nggak mempermasalahkan ejekan ibu-ibu tadi.

Baru saja sampai dekat panggung, iring-iringan mobil abah sampai di Balaikota. Begitu mobil berhenti, saya tidak menuju ke mobil abah, tapi saya menghambur ke mobil mamak. Mamak turun dan langsung saya cium tangannya, "Eeeh udah sampai sini juga to." Saya hanya tersenyum, lalu abah dan mamak masuk ke gedung di selatan kantor BKKBN, saya nggak memperthatikan itu tempat apa, karena saya sibuk menunggu seorang teman.

Sambil menunggu, saya duduk di dekat pintu masuk dan ada pertanyaan yang sama dari ibu-ibu dan mbak-mbak di dekat saya, jawaban sayapun sama. Ekspresi mereka juga sama dengan ibu-ibu yang tadi. Ngehehe. Tak lama kemudian teman saya datang, dia mengenakan kaos kebanggaannya, kaos yang ada gambar Dahlan Iskan di bagian depan. Kami menunggu abah di trotoar, peserta mulai berdatangan, dan suasana mulai agak rame. Tiba-tiba Mas Sukron berdiri di depan kami dan menyapa, "Lho sudah di sini tho."

Dari gerbang utara, terlihat Pak Roy Suryo memasuki gedung yang di dalamnya ada abah, tak lama kemudian abah, Pak Roy Suryo, Pak Imam Priyono dan beberapa orang keluar menuju tempat senam. Saya dan mas Ryo langsung ambil posisi, setelah puas mengambil gambar, saat abah sampai di gerbang saya cium tangannya dan minta foto, abah lalu berkata, "Lho tadi malam sudahkan?" saya hanya tersenyum. Abah baik sekali, tetap mau meladeni permintaan saya. Yaa foto sama abah sebelum beliau naik panggung memang tujuan utama saya sebelum berangkat sekolah.

Kami berdiri di trotoar di belakang abah, acarapun di mulai. Di dekat saya berdiri ada bapak yang sejak kemarin juga ikut rombongan abah, saya belum tahu namanya (nanti saya tunjukkan fotonya, siapa tahu ada yang membantu). Bapak tersebut menyapa kami dan berkata, "Pulangnya tengah malam, pagi-pagi gini sudah stand by, hebaaaat." Sekedar memcah kebekuan, kami bertanya kepada bapak tersebut, "Itu Pak Aziz ya,Pak?" Dan bapak tsb mengiyakan.

Acara di mulai dengan berdoa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, di sebelah kami berdiri ada bapak tadi, Pak Abdi, dan Pak Amal. Setelah menyanyi, kami berfoto bersama, lalu bapak tsb berkata, "Kalau mau ke tempat Pak Aziz, sekarang saja. Nanti keburu senam." Lalu kami menuju ke tempat Pak Aziz yang berdiri di selatan panggung utama.

Begitu di dekat Pak Aziz, kami berjabat tangan dan Ma Ryo langsung deh minta foto, Pak Aziz mengiyakan, tampak beliau bingung karena tidak tahu kami itu siapa dan apa. Baru setelah saya yang gantian minta foto, beliau melihat Mas Ryo mengenakan kaos bergambar Dahlan Iskan, lalu berkata, "Wiih TRENDI ya, mantaaaap." Langsung saat saya foto bareng, beliaun mengacungkan jempolnya. Haha mungkin tadi nggak njempol karena belum tahu. Gegege

Setelah itu Abah, mamak, Pak Roy, dan lain-lain diminta ke atas panggung untuk mengukuhkan para pengurus FORMI. Tadi saat dibawah sempat abah berkata kepada Pak Roy, "Nanti anda saja yang mengukuhkan, saya senamnya." Setelah prosesi pengukuhan, para pengurus yang diketuai oleh Wakil Walikota Yk tersebut satu persatu dijabat tangani oleh abah dan lain-lain.

Di bawah, kami ngobrol dengan Pak Aziz, "Hanya berdua saja ya?" tanyanya. "Kalau kami janjiannya hanya berdua Pak." Ngobrol-ngobrol dengan Pak Aziz dan beliau berkata, "Tetep semangat, masih ada waktu untuk mengenalkan abah. Walaupun sudah banyak, tapi sedikit demi sedikit pasti tambah banyak lagi dan lagi."

Seperti biasa, saat abah sudah di panggung, saya langsung ke depan panggung dan sibuk mengambil gambar. Tapi saat saya balik ke tempat Mas Ryo berdiri, Pak Aziz bilang. "Ayoo senam, ayoo senam aja." Yasudah saya ikutan senam. Setelah saya pikir-pikir saya belum pernah merasakan senam bareng Dahlan Iskan, karena saat senam sama Radar Semarang dulu, saya sibuk ambil gambar. Muehehe.

Kami juga sempat mengobrol dengan bapak-bapak yang mengenakan kaos bertuliskan PTPN di dada sebelah kiri. Beliau yang mengatur-ngatur barisan, ayo maju sedikit, dan lain-lain. Tapi Pak Aziz tetap tidak berpindah dari posisinya, jadilah senam dengan garis miring. Mungkin maksud bapak tadi agar membentuk garis lurus. Muehehe. Di depan kami ada Ibu Wahyuti, caleg yang mirip artis dan ada Ibu Adi Prasongko, istri Dirut PTPN 9. Oiya lagi-lagi ada yang menyapa, "Lho kok sudah ada di sini?" hehe. Yang menyapa adalah Ibu Adi P, yang tadi malam satu mobil sama mamak, beliau masih ingat dengan saya. Ngahaha

Senampun di mulai, saya terus memandangi jam dan merasa was-was. Duh, pengennya hari ini ngikutin abah terus ~ Dan setelah beberapa lagu, jam menunjukkan pukul 07.00. Saat sebuah lagu selesai, saya pamit pulang kepada Pak Aziz dan bapak yang memakai kaos PTPN. Saat berjabat tangan, Pak Aziz berpesan, "Sekolah yang baik yaa." Saya mengangguk lalu berpamitan kepada Mas Ryo. Duh sebenarnyaaa berat sekali meninggalkan balaikota. Waktu saya benar-benar sudah habis! Haha Tapi saya tidak boleh egois, saya punya tugas utama dan kewajiban utama. Dan akhirnya saya berjalan lewat tengah komplek balaikota diiringi dengan Chiken Dance. Hehe

Saya melihat bapak saya ada di pos penjagaan sambil membaca koran, lalu saya mengajak berangkat karena jam sudah pukul 07.00. Jujur saya takut kalau terlambat, karena saya tidak tau bagaimana caranya kalau terlambat, cara masuk kelas maksudnya. Hehe Dan saya berangkat melewati Jalan Urip Sumoharjo, lalu lurus sampai Tugu, dan masih lurus ke barat hingga Jalan Kyai Mojo. Saat di pertigaan menuju Jalan Bener, motor kehabisan bensin. "Wah lali aku mau arep tuku." Kata bapak saya. Saya memutuskan berjalan kaki ke utara, sedangkan bapak saya beli bensin di pom yang beradasangat dekat dengan posisi kami berhenti.

Saya hampir pesimis, jam sudah pukul 07.15, setau saya masuknya jam segitu, dan tidak mungkin saya berjalan dari pertigaan sampai sekolah beberapa detik saja. Dan akhirnya pada jarak 10m, ada motor berhenti tepat di samping saya. "Bareng aja ayo, Dek." Suaranya benar membuat hati saya bahagia, bagai kehujanan di tengah padang pasir nan kering. Dan saya lalu diboncengkan kakak kelas sampai sekolah. Terimakasih Allah telah mengirimkan malaikatmu. Wkwk.

Sampai di sekolah, ternyata belum bel. Dan bel berbunyi pukul 07.22. Alamakjaang. Alhamdulillah sekali. Setelah masuk kelas teman-teman saya sempat heboh karena melihat-lihat foto dalam kamera saya. Mereka sibuk pengen minta saya cerita bagaimana kok bisa ketemu sama Pak Dahlan. Selain cerita saya juga melayani pertanyaan2 mereka tentang Pak Dahlan dan melurskan berita-berita miring tentang Pak Dahlan.

Jam pelajaranpun di mulai, olahraga. Beheee saya sudah senam tadi, masih ketambahan olahraga 3 jam pelajaran. Wkwk. Setelah olahraga berakhir jam 09.00, teman saya masih meminta saya menceritakan lagi. Dan saya dengan senang hati menceritakannya. Tapi sejujurnya perasaan dan hati saya gak tenang, pengen ke BI atau UMY. Nyeseeek banget rasanya. Ditambah lagi, ternyata jam 9 sampai berakirnya pelajaran (jam 12.00) itu adalah jam kosong, gurunya lagi study banding. Beeeh rasanya pengen kabur dari sekolah. Tapi saya tahan dan saya sok bijak berkata pada diri sendiri, "Anggap saja ini ujian dalam menjalankan kewajiban.". Dan akhirnya saya tetap bertahan di sekolah, tapi di kelas, saya sudah nggak semangat, hati bergejolak, dan rasanya di gantung. Tau jam kosong gitu dari pagi nggak berangkat.Hehe

Setelah pulang dan sampai rumah, saya cerita pada ibu tentang jam kosong dan keinginan ke UMY. Dan ibuku dengan enteng menjawab, "Mbok tadi ngomong, izin njuk ke UMY." Batinku, "&%^$#%(@_(#%$%&))(&%%$@**" Wah iki kudu ana sek tanggung jawab karo kekecewaanku, kudu ngganti jam kosong mau pakai helm DI atau kemeja putih tulisan Demi Indonesia. Batinku sambil membayangkan wajah Pak Hadi guru fisikaku.

Ah sudahlah, itu tandanya suatu saat saya bisa ketemu Pak Dahlan lagi. Hehe positif thinking dan penyemangat versi saya:)

Sekian cerita dari saya, saya lompati dulu kisah saat di Mlangi dan Tugu, karena waktu saya hampir habis. Sekian dan terima kasih sudah mau menjadi pembaca keluh kisah saya:)

Ini foto saya di lokasi senam, foto yang sama abah masih di Mas Ryo.


Tengah malam, 18 Oktober dan 19 Oktober pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar