Dapat Tanda Tangan, Ditraktir Makan Siang
“Horreee...! Akhirnya dapat juga tanda tangan
Abah!” teriak Aina Ulfa kegirangan. Wajah sumringah terlihat jelas. Dua buku
yang ia tenteng sudah ditandatangani oleh Abah. Begitu ia menyebut Dahlan
Iskan. Dua buku itu semuanya tentang Dahlan Iskan, menteri BUMN yang sepak
terjangnya dikagumi oleh banyak orang, termasuk Aina Ulfa.
Aina, yang baru saja selesai Unas tingkat SMP,
memang tidak sendirian saat “berburu” Dahlan di Hotel Tentrem, Jogja, Jumat
(10/5) lalu. Ada sejumlah orang yang antre menunggu di luar ruang Kenari tempat
Dahlan berbicara di hadapan orang-orang Kementerian Kehutanan. Di dalam, Dahlan
memaparkan tanaman porang yang dikembangkan Kementerian BUMN. Pemaparan itu
terlihat ketika ada orang keluar dari ruangan dan pintu sedikit terbuka. Slide
di screen bisa terbaca dari luar.
Orang-orang yang ngefans berat dengan Dahlan
Iskan, seperti Aina Ulfa inilah yang menyebut dirinya Dahlanis. Ia tersebar di
seluruh Nusantara. Saling berinteraksi lewat media sosial seperti facebook,
twitter maupun grup di BlackBerry. Mereka sering mengagendakan pertemuan
bersama yang mereka sebut kopdar: kopi darat. Mereka saling bertukar informasi
seputar aktivitas Dahlan Iskan maupun aktivitas Dahlanis sendiri di
masing-masing daerah.
Perihal kehadiran Dahlan di Jogja tanggal 10 Mei
serta kegiatan selanjutnya di Magelang hingga 11 Mei di Semarang, sudah dibahas
di grup facebook sejak pertengahan April. Terutama untuk grup Dahlanis
Jateng-DIY. Para Dahlanis ini sudah menyiapkan berbagai kegiatan untuk bertemu
Dahlan Iskan. Termasuk sekadar meminta tanda tangan dan berfoto bersama.
Seperti yang terlihat di lobi Hotel Tentrem siang itu.
Selain Aina, ada juga Arsyad Alghifari dan
Muhtaromah. Dua nama terakhir ini Dahlanis Jogja yang sangat intens mengikuti
perkembangan politik sekitar Dahlan maupun inovasi-inovasi idolanya tersebut.
Arsyad seorang mahasiswa, sedangkan Taromah seorang karyawan.
Untuk bisa “mencegat” Dahlan, para Dahlanis ini
merencanakannya dengan seksama. Dua hari sebelumnya mereka telah berkumpul di
“sekretariat” Dahlanis, alias tempat yang biasa mereka mereka pakai berkumpul.
Satu warung di kawasan Sagan. Lalu, semalam sebelum acara, mereka ramai-ramai
“menengok” hotel tempat Dahlan akan hadir. Mereka “merancang” skenario,
kira-kira di mana bisa mencegat Dahlan untuk minta tanda tangan atau berfoto
bersama. Mereka ngobrol di depan ruang Kenari serta di lobi hotel. Dua tempat
itulah yang kemudian menjadi lokasi para Dahlanis ini mencegat Dahlan.
Tak hanya Dahlanis. Ada juga komunitas dari
Tangan Di Atas (TDA). Ini komunitas wirausahawan muda. Mereka kebanyakan
mahasiswa. Maka, mereka menyebut dirinya TDA Kampus. Untuk membedakan dengan
TDA yang dimotori wirausahawan “senior” yang bukan lagi mahasiswa. TDA
merupakan komunitas yang digagas oleh Roni Yusirwan. Komunitas yang
mengedepankan perlunya enterpreunership untuk kemandirian pribadi maupun negeri
ini. Karenanya, mereka merasa mendapat tokoh yang layak mereka idolakan yakni
Dahlan Iskan. Apa yang dilakukan Dahlan, menurut komunitas TDA ini, sejalan
dengan yang mereka cita-citakan. Kemandirian bangsa dan kebanggaan menjadi
sebuah negara.
Tak pelak, begitu Dahlan Iskan keluar dari ruang
Kenari, ia pun sudah dicegat oleh para Dahlanis dan komunitas TDA yang berjejer
di pintu keluar. Buku “Akal Sehat Dahlan Iskan” yang mereka tenteng langsung
disodorkan ke mantan CEO Jawa Pos tersebut. Dengan telaten, Dahlan
menandatangani.
“Namanya siapa?” tanya Dahlan.
Begitu nama disebut, Dahlan menuliskannya di
lembar buku yang mau ditandatangani. Lalu ia bubuhkan kalimat: Salam sukses,
Dahlan Iskan dan tanggal waktu itu. Begitu seterusnya. Ada belasan buku.
Apalagi, selain Dahlanis dan Komunitas TDA, juga ada sejumlah karyawan
Kementerian Kehutanan yang ikut meminta tanda tangan di buku “Akal Sehat Dahlan
Iskan” yang baru mereka beli pagi itu.
Usai ritual penandatanganan yang juga jadi ajang
foto bersama, sesi selanjutnya foto bareng. Tanpa buku. Benar-benar aksi
mejeng. Dahlan Iskan pun dengan senang hati menyediakan waktu. Bergantian
mereka berfoto dengan idola kesayangan mereka. Lobi hotel milik bos Sido Muncul
Irwan Hidayat ini pun menjadi lokasi pemotretan yang pas. Berbagai aksesoris
yang dipajang di lobi hotel baru tersebut memang menarik jadi background foto.
Ada motor kuno, lukisan batik, patung kayu, meja marmer besar dan sebagainya.
Bagi Aina, momen tanda-tangan dan foto bareng
sang idola ini benar-benar momen yang membuatnya bahagia dan bangga. “Akan saya
pamerkan ke teman-teman. Apalagi banyak yang tidak percaya saya bisa minta
tanda tangan dan berfoto bersama seorang menteri,’’ ujarnya bangga.
Tidak hanya berhasil meminta tanda tangan di
buku dan berfoto bersama, hari Jumat itu, Aina juga diajak makan siang oleh
Dahlan Iskan. Makan siang di warung sate Bu Wiro di kawasan Jalan Kabupaten.
Seporsi sate goreng dan es jeruk, jadi menu santapan siap Aina. Mantap dah! ***
Ditulis oleh Pak Erwan Widyarto, spesial untuk saya. Hahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar